Muslimah Hafidzah Investasi Masa Depan
Secara umum wanita (muslimah) adalah tiang negara dan secara khusus ia merupakan pilar dalam rumah tangga yang merupakan unsur terkecil dalam masyarakat. Bila seorang muslimah baik agamanya, bagus pemahaman dan interaksinya dengan Al-Qur’an, tentulah keluarga dan masyarakatnya juga akan mendapatkan imbas positif. Mereka akan menjadi orang-orang yang dekat, akrab dan selalu bersahabat dengan Al Qur’an.
Salah satu cara termudah bagi kita untuk bisa selalu berinteraksi dengan Al-Quran adalah dengan cara menghafalnya. Sebab dengan menghafal, paling tidak kita dituntut lebih banyak membacanya mulai pertama kali menghafal hingga terus menerus menjaga hafalan. Namun tentu saja aspek pemahaman dan pengamalannya tidak bisa dipisahkan dari aktifitas menghafal Al-Quran.
Menjadi hafizhoh (penghafal Al Qur’an), secara otomatis akan mendapatkan keberkahan dan keuntungan didunia dan diakhirat seolah-olah dia sedang menanam modal (investasi) yang nilainya berlipat-lipat untuknya, keluarganya dan generasinya. Mengapa demikian ? karena dengan menghafal, ia di tuntut untuk lebih banyak membaca dan dengan lebih banyak membaca, ia akan lebih dalam pemahamannya dan pada akhirnya, hatinya akan lebih tersentuh untuk mengamalkannya.
Berikut ini beberapa janji Allah SWT terhadap siapa pun yang menjadikan dirinya sahabat Al Qur’an, pembawa Al Qur’an di dunia dan akhirat.
Di Dunia
Mendapatkan kenikmatan yang tertinggi, karena itu orang lain boleh iri. “Tidak boleh iri kecuali pada 2 hal : orang yang diberi ilmu oleh Allah beberapa Al-Qur’an, lalu ia membacanya sepanjang siang dan malam.”(HR. Bukhori) Ia dikategorikan sebagai yang terbaik dalam generasinya, Hafalan akan membawa ketenangan dan keberkahan sehingga hidupnya terasa indah. “Sesungguhnya orang yang tidak ada dalam dirinya hafalan Al Qur’an ibarat rumah rusak.” (HR Tirmidzi)
Muslimah hafizhoh dapat memberi bekal secara langsung pada anak-anaknya, bahkan sejak dalam kandungannya.
Di Akhirat
Ia akan mendapat syafaat dari Al Qur’an.
“Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong bagi pembacannya” (HR. Muslim). Semakin banyak ia mengambil bagian dalam berinteraksi dengann Al-Qur’an, semakin tinggi derajatnya di surga.
Mendapat mahkota kemuliaan.
Kedua orang tuanya di beri pakaian terbaik yang lebih bagus dari dunia dan seisinnya. Rasul SAW menjelaskan, “Mereka akan di panggil mana orang-orang yang tidak lalai karena mengembala dari membaca kitabku ? Maka berdirilah mereka, lalu dipakaikan pada salah seorang dari mereka mahkota kemuliaan, Jika kedua orang tuannya muslim, maka keduannya di beri pakaian yang lebih bagus dari dunia dan isinnya". (HR. Thobrani).
Demikian keberuntungan dan masa depan hafizhoh di dunia dan di akhirat. Ia bagai orang yang berniaga dan selalu mendapat untung berlipat ganda, tak pernah rugi, inilah yang di gambarkan Allah SWT dalam firmannya QS 35 : 29 - 30, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan Sholat dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan secara diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi. Agar Allah menyempurnakan mereka pahala Allah menyempurnakan kepada mereka pahala dan menambahkan karunian-Nya, sesungguhnya Dia Maha pengampun lagi Maha Mensyukuri.” wallohu a’lam.
Penulis: Mufidah
alhikmah.com [16.02.2004]
Salah satu cara termudah bagi kita untuk bisa selalu berinteraksi dengan Al-Quran adalah dengan cara menghafalnya. Sebab dengan menghafal, paling tidak kita dituntut lebih banyak membacanya mulai pertama kali menghafal hingga terus menerus menjaga hafalan. Namun tentu saja aspek pemahaman dan pengamalannya tidak bisa dipisahkan dari aktifitas menghafal Al-Quran.
Menjadi hafizhoh (penghafal Al Qur’an), secara otomatis akan mendapatkan keberkahan dan keuntungan didunia dan diakhirat seolah-olah dia sedang menanam modal (investasi) yang nilainya berlipat-lipat untuknya, keluarganya dan generasinya. Mengapa demikian ? karena dengan menghafal, ia di tuntut untuk lebih banyak membaca dan dengan lebih banyak membaca, ia akan lebih dalam pemahamannya dan pada akhirnya, hatinya akan lebih tersentuh untuk mengamalkannya.
Berikut ini beberapa janji Allah SWT terhadap siapa pun yang menjadikan dirinya sahabat Al Qur’an, pembawa Al Qur’an di dunia dan akhirat.
Di Dunia
Mendapatkan kenikmatan yang tertinggi, karena itu orang lain boleh iri. “Tidak boleh iri kecuali pada 2 hal : orang yang diberi ilmu oleh Allah beberapa Al-Qur’an, lalu ia membacanya sepanjang siang dan malam.”(HR. Bukhori) Ia dikategorikan sebagai yang terbaik dalam generasinya, Hafalan akan membawa ketenangan dan keberkahan sehingga hidupnya terasa indah. “Sesungguhnya orang yang tidak ada dalam dirinya hafalan Al Qur’an ibarat rumah rusak.” (HR Tirmidzi)
Muslimah hafizhoh dapat memberi bekal secara langsung pada anak-anaknya, bahkan sejak dalam kandungannya.
Di Akhirat
Ia akan mendapat syafaat dari Al Qur’an.
“Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong bagi pembacannya” (HR. Muslim). Semakin banyak ia mengambil bagian dalam berinteraksi dengann Al-Qur’an, semakin tinggi derajatnya di surga.
Mendapat mahkota kemuliaan.
Kedua orang tuanya di beri pakaian terbaik yang lebih bagus dari dunia dan seisinnya. Rasul SAW menjelaskan, “Mereka akan di panggil mana orang-orang yang tidak lalai karena mengembala dari membaca kitabku ? Maka berdirilah mereka, lalu dipakaikan pada salah seorang dari mereka mahkota kemuliaan, Jika kedua orang tuannya muslim, maka keduannya di beri pakaian yang lebih bagus dari dunia dan isinnya". (HR. Thobrani).
Demikian keberuntungan dan masa depan hafizhoh di dunia dan di akhirat. Ia bagai orang yang berniaga dan selalu mendapat untung berlipat ganda, tak pernah rugi, inilah yang di gambarkan Allah SWT dalam firmannya QS 35 : 29 - 30, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan Sholat dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan secara diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi. Agar Allah menyempurnakan mereka pahala Allah menyempurnakan kepada mereka pahala dan menambahkan karunian-Nya, sesungguhnya Dia Maha pengampun lagi Maha Mensyukuri.” wallohu a’lam.
Penulis: Mufidah
alhikmah.com [16.02.2004]